Setelah
vakum hampir kurang lebih 4 bulan, Sepur Kluthuk Jaladara siap untuk
dioperasikan kembali. Minggu, (10/3) dengan berjalan dari Stasiun
Purwosari menuju Solo Kota (Sangkrah) dan berhenti di Loji Gandrung
(Rumah Dinas Walikota Solo), KA kuno ini dilakukan re launching oleh
Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan dan Walikota Solo, FX Hadi
Rudyatmo. Ribuan masyarakat Solo menyaksikan gagahnya loko tua ini
menyusuri sudut utama kota Solo. Dibuka dengan serangkaian tari-tarian
tradisional Walikota Solo menyampaikan bahwa pengoperasian Sepur Kluthuk
Jaladara diharapkan bisa menggairahkan dunia pariwisata di Solo.
Dirut
PT KAI, Ignasius Jonan dan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo memecahkan
kendi sebagai tanda diresmikannya Sepur Kluthuk Jaladara untuk
dioperasikan kembali.
Dirut PT KAI, Ignasius Jonan
menyampaikan bahwa kereta uap yang terdiri dari satu lokomotif seri C
1218 dan dua gerbong penumpang dengan seri TR 144 dan TR 16 berkapasitas
80 penumpang. Pengoperasiannya tetap memperhatikan aspek pelestarian,
dengan usia yang sudah ratusan tahun frekuensi perjalanannya mesti
diatur sebaik mungkin. Pada acara launching yang bersamaan dengan Car
Free Day Solo, Dirut PT KAI, Ignasius Jonan, Walikota Solo, FX Rudy
Hadyatmo, dan Cagub Jateng, Ganjar Pramono berdiri di depan lokomotif
uap yang berjalan menyusuri kerumunan masyarakat kota Solo.
Dirut PT KAI, Ignasius Jonan bersama Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mencoba Sepur Kluthuk Jaladara
Sebelumnya KA Jaladara pernah beroperasi
sejak 27 September 2009. Setelah habis kontrak pada Oktober 2012,
Jaladara menjalani perawatan di Depo Perawatan Purwosari. Sebagian bodi
kereta mengalami peremajaan. Atap gerbong diberi lapisan alumunium agar
lebih aman saat cuaca hujan. Terutama bagian dalam kereta yang dulu
hanya kayu sekarang berlapis karet. Sementara lokomotif uap diambil dari
Museum Kereta Api Ambarawa. Dengan kondisi interior yang lebih cantik
dan lokomotif yang tangguh menghadapi terjangan zaman, KA Jaladara siap
beroperasi untuk melayani masyarakat dan wisatawan yang ingin menikmati
keindahan kota Solo.
Untuk melintasi jarak 6 km, setidaknya
Ka Jaladara membutuhkan empat meter kubik air dan lima meter kubik kayu
jati untuk menghasilkan uap dan menggerakkan loko. Operasional KA
Jaladara ini rencananya akan dijalankan maksimal delapan kali tiap bulan
atau dua kali sepekan. Kereta ini juga bisa beroperasi malam hari
karena sudah dilengkapi lampu sorot dan lampu interior.
Dengan beroperasionalnya KA Jaladara
diharapkan dapat menyasar wisatawan yang ingin berkunjung ke Solo dan
menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap perkeretaapian Indonesia.
Selain itu untuk mempertahankan peninggalan cagar budaya yang hanya
dimiliki lima kota di seluruh dunia. Hingga saat ini, Solo merupakan
satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki pesona wisata kereta uap
dengan jalur melintas ditengah kota. Tak hanya perjalanan wisata yang
ditawarkan, rute Purwosari hingga Stasiun Solo Kota (Sangkrah)
menyajikan pesona wisata yang menarik untuk dikunjungi. (Humaska)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar