Saat ini, berbagai macam komponen dan
suku cadang untuk sarana kereta api (KA) banyak diimpor dari luar
negeri, dikarenakan industri dalam negeri belum banyak yang bisa
memproduksi dan mengembangkan berbagai kebutuhan penunjang untuk
transportasi massal berbasis rel ini. Guna mensiasati permasalahan ini,
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) menandatangani Memorandum of
Understanding (MoU) dengan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) dan
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), di Bandung, Senin (9/7).
Penandantanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Utama PT. KAI, Ignasius
Jonan dan Kepala B4T, Wieke Pratiwi serta Kepala BBLM, Ir. Sardjono.
Nota kerjasama yang mengedepankan
mengenai penelitian dan pengembangan serta pengujian di bidang sarana
serta perkeretaapian, diharapkan mampu memberikan terobosan dalam
memberikan alternatif pengadaan suku cadang yang bersumber dari dalam
negeri. Seperti yang dijelaskan oleh Jonan, perkeretaapian di Indonesia
ke depan akan terus berkembang. Mengingat pada sekarang ini, terutama di
Pulau Jawa transportasi darat sudah semakin padat, dan dibutuhkan
transportasi massal yang mampu mengangkut lebih banyak. “Tahun 2020 kami
menargetkan mengangkut penumpang 600 juta penumpang per tahun, ini
termasuk KRL Jabodetabek, dan mengangkut 60 juta ton barang. Tahun
kemarin, kami mengangkut 200 juta penumpang dan 20 juta ton barang,”
papar Jonan.
“Industri ini sangat bergantung kepada
tingkat safety atau tingkat keselamatan daripada kegiatan transportasi.
Kalau safety-nya makin baik pengembangan perkeretaapian akan disambut
baik,” jelas Jonan. Dalam kerjasama ini, selain untuk meneliti dan
mengembangkan industri perkeretaapian, B4T serta BBLM siap membantu PT.
KAI pada pengsertifikasian sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh
PT. KAI. Ini dirasakan sangat penting, terlebih keselamatan perjalanan
KA juga ditentukan oleh manusianya.
Setelah menandatangani nota MoU, pihak
B4T memaparkan target mereka tahun ini untuk mencoba rem blok untuk
rangkaian kereta ataupun gerbong yang berbahan komposit. Hal ini
dilakukan untuk mencoba kemampuan dan daya tahan penggunaan rem blok
tersebut. Jika menggunakan rem blok yang berbahan logam, kemampuan daya
tahan dan penggunaannya maksimal selama dua minggu. Diharapkan dengan
menggunakan rem blok berbahan komposit ini, daya tahannya bisa lebih
dari dua minggu. Pihak BBLM pun memaparkan tentang pembuatan keping roda
yang sebelumnya menggunakan model forging yang sudah mulai bisa dirubah
dengan model casting. (Humaska/Published on 09 July 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar