Mudik seolah sudah menjadi rutinitas tak
terelakkan bagi masyarakat muslim di Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri
tiba. Semua orang rela berdesak-desakan bahkan mengantri berhari-hari
demi mendapatkan tiket angkutan. Bagi yang memilih menggunakan kendaraan
pribadi akan ada satu teman setia yang selalu hadir saat arus mudik
tiba. Macet. Ya, selama kurang lebih empat tahun saya mudik, kemacetan
adalah menu wajib yang tak pernah absen. Herannya, tidak ada seorang pun
yang kapok untuk mudik, termasuk saya. Dengan sedikit pengalaman mudik
tersebut saya menemukan beberapa penyebab terjadinya kemacetan.
Jalan rusak. Satu hal yang selalu
membuat saya heran, mengapa perbaikan jalan selalu dilakukan menjelang
hari raya? Beberapa kota di wilayah Pantura memiliki jalan utama dengan
kondisi tanah yang labil namun setiap hari selalu dilalui oleh
kendaraan-kendaraan besar yang memuat berton-ton beban. Hal tersebut
sudah pasti memicu rusaknya jalan utama. Ketika jalan tersebut tidak
diperbaiki, maka akan membahayakan pengguna jalan atau minimal
menimbulkan antrian yang berakhir dengan kemacetan. Namun realitanya,
perbaikan jalan banyak dilakukan mendekati hari raya yang imbasnya sama
saja yaitu kemacetan. Kalaupun perbaikan jalan sudah dimulai jauh hari
sebelum hari raya, namun pengerjaannya tidak optimal dan berlangsung
lama terkesan sengaja mengulur-ulur waktu.
Pengguna jalan yang tidak disiplin.
Saat ada mobil atau kendaraan roda empat yang keluar dari jalur antrian
dalam kondisi jalan yang sudah padat, biasanya komentar suami saya
hanya satu, “Lihat saja, gara-gara satu mobil nanti pasti semua jadi macet.”
Benar saja, satu kendaraan yang tidak sabar tersebut saat bertemu
kendaraan lain dengan arus berlawanan otomatis terpaksa kembali ke
antrian. Jika antrian sudah padat kendaraan tersebut akan memaksa masuk
ke antrian yang berakibat body kendaraan justru malang
melintang menutupi jalan kendaraan lainnya. Semua orang benci kemacetan,
namun jika satu orang egois justru mengakibatkan kesusahan bagi orang
lain maupun diri sendiri tentu bersabar lebih utama.
Kecelakaan lalu lintas. Mulai
kecelakaan ringan hingga parah sudah pernah saya temui selama menjadi
pengguna jalan raya. Namun berdasar data statistik yang ada, kecelakaan
terbanyak adalah saat arus mudik dan arus balik. Saat arus mudik orang
ingin segera sampai di kampung halaman bertemu sanak saudara sehingga
pikiran sudah melanglang entah ke mana sedangkan badan masih di atas
kendaraan. Saat arus balik kondisi badan sudah lelah sehingga ingin
cepat sampai di rumah untuk beristirahat. Pikiran yang tidak konsentrasi
mengemudi serta kondisi tubuh yang lelah bisa menyebabkan terjadinya
kecerobohan atau kelalaian yang berakhir dengan kecelakaan. Terutama
pengguna sepeda motor yang merasa body kendaraannya slim sehingga nekat selip sana sini tanpa memperhitungkan posisi kendaraan lain juga bisa membahayakan nyawa orang lain.
Jalur atau palang pintu kereta api
adalah salah satu biang kerok kemacetan yang paling banyak saya temui
saat mudik. Semakin banyak palang pintu perlintasan kereta api, semakin
panjang pula perjalanan yang harus saya lalui. Jika dalam kondisi jalan
normal saja volume kendaraan sudah sangat banyak dan jalanan ramai
lancar. Bayangkan saja apabila kondisi tersebut dihambat oleh palang
pintu kereta api, tentu kendaraan yang sedemikian banyaknya akan
menumpuk dan akhirnya menjadi macet. Bukan berarti palang pintu kereta
api harus dihilangkan, bahkan mungkin hal tersebut satu-satunya alasan
kemacetan yang wajib diterima dengan sabar.
Pasar tradisional. Beberapa kota
di Jawa Tengah memiliki pasar tradisional di tengah jalur utama. Bisa
dibayangkan bagaimana ramainya pasar tradisional di Indonesia. Para
penjual dan pembeli tidak hanya di dalam komplek pasar yang sudah
disediakan namun juga meluber hingga ke tepi jalan. Sebagai pembeli,
saya lebih senang berbelanja di luar pasar daripada harus ngubek-ubek ke
dalam pasar karena menghemat waktu dan tenaga. Namun sebagai pemudik,
saya tidak suka jika ada penjual atau pembeli yang memenuhi tepi jalan
bahkan menyeberang jalan dengan seenaknya.
Truk besar bermuatan atau kendaraan besar yang berjalan lamban.
Meski pada umumnya truk besar sarat muatan sudah jarang ditemui pada
saat arus mudik namun beberapa kali kemacetan yang saya alami disebabkan
oleh truk maupun bus besar yang dikemudikan dengan kecepatan rendah.
Kemacetan terkadang memang sulit untuk dihindari,
namun beberapa tips di bawah ini mungkin bisa membantu untuk
mangantisipasi kemacetan yang mungkin terjadi:
- Memiliki GPS sangat membantu untuk mencari jalur-jalur alternatif yang bisa membuat Anda terhindar dari kemacetan selama berjam-jam.
- Survei jalur alternatif pra lebaran juga bisa dilakukan bagi yang tidak memiliki GPS.
- Bersabar dan berdisiplin saat berlalu lintas adalah faktor utama yang menyumbang lancarnya arus mudik dan menghindarkan pengguna jalan dari terjadinya kecelakaan.
- Pilih jam mudik yang sepi dari pengguna jalan.
- Pilih hari mudik jauh hari sebelum atau sesudah hari raya bagi yang tidak terikat dengan pekerjaan.
- Naik angkutan umum terutama kereta api akan bebas kemacetan, namun tentu saja tidak bebas dari berdesakan dan berebut tempat duduk.
- Hindari lampu lalin, pasar, jalur kereta atau tempat-tempat yang mengundang kemacetan bagi pemudik yang membawa kendaraan pribadi.
Sebelum terjebak macet ada beberapa tips kecil yang mungkin bisa dilakukan:
- Selalu persiapkan semua kebutuhan keluarga terutama anak-anak dengan lengkap termasuk makanan dan mainan sehingga tidak harus berhenti di jalan dan menjaga anak tetap tenang di dalam kendaraan saat mengalami kemacetan.
- Bawalah persiapan bekal baik berupa makanan, kopi, buku, mp3 atau benda lain yang dapat menjadi penghilang kebosanan.
- Cek kondisi kendaraan dan jangan lupa selalu penuhi BBM sebagai antisipasi jika jauh dari SPBU saat terjadi kemacetan.
- Pastikan sudah menunaikan sholat sebelum mudik sebagai antisipasi jika terjebak macet dan tidak bisa keluar dari antrian kendaraan.
- Buatlah permainan seru atau obrolan seru dengan teman seperjalanan untuk menghilangkan kantuk atau menjaga mood saat terjadi kemacetan.
- Istirahatlah atau singgah di obyek wisata maupun tempat refreshing lainnya untuk menghilangkan penat.
- Jangan lupa untuk selalu bersabar saat menemui kemacetan maupun halangan saat mudik.
Mari kita jadikan mudik bukan hanya sekedar tradisi namun juga sebagai penguat silaturahmi. Bersahabat dengan macet? Why Not? Selamat Hari Raya!
sumber:http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/13/macet-saat-mudik-bisakah-dihindari/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar