Hujan kala itu sungguh merindukan bumi
Meruahkan apa yang ia miliki
Sambil berdiri, menghela rindu demi rindu
Kuhitung butir-butirnya yang jatuh menyentuh ujung sepatuku
Lalu wajah senduku memaksaku membatin
Sesungguhnya siapakah yang aku tunggu di temaram ini
Di stasiun tua yang mereka bilang telah tertumpah tangis
pertemuan
Dan kematian kecil, perpisahan..
Deru kereta terakhir menjawab
Dari jauh senyuman itu melambai, bersama angin
Seperti berbisik mesra dari balik jendela basah
“beri aku dekap, lagu jiwa yang kau janjikan dulu”
[Sayang, apakah hujan akan menghalangi arah langkahku?
Kutemui kau sesegera mungkin, mengecup cintaku
Mengalunkan rindu selepas kau kembali
Putri dari segala senyuman manis, kali ini tak akan
kulepaskan dekapku]
Lalu...
Hujan kala itu menyisakan gerimis menyambut malam
Lalu, kau dan aku menghitung butir-butir kecilnya yang jatuh
menyentuh ujung rindu
“Peluk jiwaku, ku bawa kau pulang dari mimpi-mimpi itu”
Bandung, 040113 @jo3_ak
eerrrr... kenapa pula pake gambar yang itu? o_O
BalasHapusnice pict lik ^_^
BalasHapusnah yang baru terlihat lebih bagus ^^
BalasHapus